Sampai akhirnya kemarin saya akhirnya kesana untuk mengikuti extension course filsafat yang topiknya sangat menarik hati dan secara kebetulan bersinggungan dengan minat saya di bidang pendidikan, yaitu: Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat.
Kuliah semalam diantarkan oleh Dr. Karlina Supelli, yang tidak saja menguasai benar topik yang dipaparkan mengenai “Sains dan Masyarakat”, namun juga menyampaikannya dengan sangat menjiwai dan kontekstual terhadap permasalahan sehari-hari di Indonesia.
Sebagai contoh, beliau menyatakan bahwa pengetahuan ilmiah berbeda dari pengetahuan sehari-hari, karena tujuan dan kemampuannya untuk mendeskripsikan, memberikan penjelasan, menterjemahkan data, dan memprediksikan apa yang akan terjadi berdasarkan fenomena-fenomena yang ada. Sementara orang awam mungkin memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan dan bahkan memprediksikan apa yang akan terjadi (seperti halnya Mbah Marijan dan fenomena Gunung Merapi), namun belum tentu dapat memberikan penjelasan bagaimana prediksi itu bisa didapatkan.
Menurut Dr. Supelli, sebuah penelitian lebih banyak didasari oleh munculnya sebuah permasalahan, dibandingkan oleh karena observasi semata. Namun tanpa observasi, sebuah permasalahan belum tentu dapat diselesaikan karena cukup banyak terjadi kebetulan yang memungkinkan ditemukannya sebuah teori atau ilmu pengetahuan.
Selain kuliah yang menarik dan kontekstual sekali (saya memang sedang berupaya menjual program ini supaya lebih banyak lagi yang dapat mengambil manfaat dari kuliah ini), STF Driyarkara mungkin merupakan satu dari sedikit sekolah di Indonesia yang, kalau meminjam istilah seorang teman, dosen-dosennya sangat berbobot namun biaya kuliahnya sangat terjangkau.
Sekolah ini juga memiliki lokasi yang sedikit tersembunyi dari jalan besar, sehingga menciptakan suasana yang sepi dan rindang, jauh dari hiruk pikuk
Suatu pencerahan yang tidak semestinya didiamkan.